Wednesday, August 12, 2009

Belakang layar

Lima orang bersaudara hidup dengan tentram di sebuah
kaki gunung. Orang tua mereka yang sudah meninggal,
mewariskan 1.5 ha sawah dan ladang untuk diolah.
Sawah dan ladang itu terletak agak jauh dari rumah
sehingga mereka harus berangkat bekerja di sawah
pada pagi hari.

Atas kesepakatan bersama, si sulung memerintahkan
kepada si bungsu untuk tinggal di rumah selama
mereka bekerja di sawah. Si bungsu menyetujui
dan menyambut gembira keputusan tersebut.
Setiap kali kakak-kakaknya pulang dari bekerja,
mereka pasti sudah menemukan rumah mereka yang
sudah bersih, rapih dan terasa nyaman. Di atas meja
makan sudah tersedia makanan dan minuman
untuk mereka semua, tempat tidur rapih semuanya
dan pakaian-pakain kotor sudah dicuci dan
digosok semuanya.

Tetapi rupanya salah seorang kakak berpkiran jelek
dan curiga terhadap si bungsu.
"Si bungsu curang, dia tidak mau ikut ke sawah dan
hanya mau bermalas-malasan saja di rumah,"
pikir seorang kakaknya.
Setelah berhasil mempengaruhi saudara-saudaranya
yang lain, diputuskanlah bahwa mereka semua
harus berangkat ke sawah termasuk si bungsu,
Ketika kembali ke rumah mereka menemukan rumah
yang berantakan, tidak terurus, meja makan kosong.

Mereka menyadari bahwa adik bungsu mereka yang
selama ini dianggap tidak berguna, kini baru terasa
bahwa dia memiliki peranan penting.

Jangan pernah meremehkan orang-orang yang bekerja
di belakang layar, yang tidak begitu menonjol pekerjaannya.
Lihatlah siapa saja di rumah anda yang kelihatannya
paling "tidak berguna", mungkin itu adalah orangtuamu
yang sudah tua, kakek, nenek yang kelihatannya
hanya duduk-duduk sepanjang hari,
pembantu yang pekerjaannya kelihatan tidak
terlalu berharga, petugas kebersihan di gereja,
pendoa yang tidak pernah kelihatan tampil di depan
atau siapun yang penah anda remehkan.
Belajar untuk melihat sisi baik kehadiran mereka
dan bagaimana mereka kalau tidak ada di rumah
atau di gereja anda.

Tanpa sadar kita sering berkata dengan sombongnya,
"Biarkan saja dia pergi, biarkan dia keluar! Toh di rumah
ini dia tidak berguna?" atau "Untuk apa ditahan-tahan,
masih banyak orang yang bisa mengerjakan apa yang
dia kerjakan."
Suatu saat kita akan merasakan bahwa ktia telah
kehilangan orang-orang terbaik yang pernah ada
di rumah atau di gereja kita. Semua kita telah
diperlengkapi dengan keahlian masing-masing yang
berbeda dengan maksud agar bisa saling bekerjasama,
saling melengkapi dan saling menolong.
Walaupun ada sebagian orang yang tidak terlalu
menonjol dalam keahlian tertentu tapi belajarlah
untuk menghargai manfaat dari kehadiran mereka
dan kemampuan yang dipercayakan kepada mereka.

Doa: Ya Tuhan aku bersyukur untuk orang-orang
yang Tuhan tempatkan di sekelilingku. Berilah aku hati
yang bisa menghargai keberadaan mereka dan
tidak meremehkan meskipun kelihatannya apa yang
mereka lakukan bernilai kecil. Ajarilah aku untuk selalu
dapat bekerjasama dengan orang lain. Dalam nama Yesus aku memohon, Amin.


(dr milis apikatolik)

No comments: